Pendakian Gunung Cikuray via Kiara Janggot


Garut memiliki tiga gunung yang tersohor sering didaki para pendaki dari Jakarta dan sekitarnya dengan ketinggian di atas 2000 mpdl. Gunung-gunung tersebut adalah gunung papandayan, gunung guntur dan gunung cikuray. Tahun-tahun yang lalu mimin sudah mendaki gunung papandayan yang terletak di cisurupan Kab. Garut, pendakian mimin yang pertama kali itu membuat mimin mencintai pendakian-pendakian berikutnya.

Pedakian ke cikuray ini, mimin sempat-sempatkan di waktu luang seperti waktu weekend. Pendakian menuju cikuray ini hanya beranggotakan berdua saja yaitu Idunk teman gue yang lebih semangat mendaki dari pada teman-teman gue yang lainnya hhe. Banyak faktor yang membuat gue sering mendaki bareng dia, salah satunya dia juga masih single dan belum terbebani apapun, berbeda dengan yang sudah gak single lagi alias udah beristeri hhhe. Dan mimin pun saat itu sama sepemikiran dengannya.
Base camp Kiara Janggot

Selanjutnya, mimin mulai dari rumah orang tua di Nagreg, Bandung yang bertetanggaan dengan Garut melaju dengan motor dari Nagreg menuju cikuray melewati kota Garut, soalnya Cikuray jalurnya berada di jalur Garut ke arah Singaparna, Tasikmalaya. Jadi yang dari Jakarta misal pengen naik gunung Cikuray bisa langsung naik mobil jurusan Jakarta Singaparna. Untuk via Kiara Janggot Desa dangiang ini berhenti setelah lapangan golf lalu nyeberang ke arah kanan yang ada patokan kantor pemuda pancasila loreng-loreng. Mimin yang pakai motor berdua, saat masuk ke arah desa dangiang atau keluar dari jalan raya. Mimin berhenti dulu di alfa dan disekitar situ juga ada pasar tapi mimin tidak beli apapun dipasar tersebut.

Jalanan menuju Desa Dangian naik turun dan perjalanan menuju basecamp Kiara Janggot, motornya ngeden terus karena jalanan mulai menanjak. Walau menanjak jalanannya sudah dibeton sob. Misal baliknya mungkin mimin gak akan nyalain mesin motornya karena tanpa nyala pun bisa menggelinding ke bawah. Setelah mendekati arah Basecamp jalan mulai agak tidak bagus, bahkan mimin harus nanya dulu karena salah jalan tapi warga disana senang kok memberi petunjuk menuju basecamp.

Tiba di basecamp mimin langsung istirahat dulu karena perjalanan yang menghabiskan 1,5 jam dari Nagreg ke Basecamp. Kami rebahan dulu sekalian daftar simaksi. Setelah segar bugar lagi mimin pukul 10.00 pagi mulai mendaki. Mimin di basecamp kiara janggot bertemu dengan pendaki dari Bekasi 3 orang. Mereka daki hanya sampai pos 1 setelah itu balik lagi dan ketemu kita di basecamp. Mereka kelelahan dan mau mendaki gunung Guntur saja katanya. Di basecamp ini juga ada motor berjajar, mimin pikir nanti saat pendakian bakal ramai di jalan dan mimin senang kalau jalan ada orang.

Dalam perjalanan ke pos 1 mimin melewati kebun warga dan jalannya menanjak dan mimin pun kewalahan saat itu jadi banyak berhentinya. Mimin sampai di pos 1 dengan tanda bendera merah putih terpancang di atas pohon, lokasinya masih dekat dengan kebun-kebun warga juga. Sepanjang perjalanan mimin tidak menemui pendaki sesiapa pun di jalur kiara janggot ini, dunia seperti milik berdua maka kami merasa kesepian dan merindukan keramaian. Jalur di Cikuray ini minim jalan landai hampir semua miring dengan tanjakan. Mimin lebih banyak istirahat dijalur ini, karena energi lebih banyak terkuras. Enaknya jalur ini kami dinaungi pohon-pohon tinggi sehingga panas matahari tidak langsung menyengat ke tubuh, tetapi walaupun sejuk tetap kami berkeringat yang banyak. Ketika sore hari kami masih belum sampai di jalur percabangan antara via pemancar entah pos 7 mungkin, maaf smartphone mimin mati total gegara udara dingin Cikuray sehingga pencatatan waktu tiap pos di pendakian ini tidak dicantumkan. Saat di pos sebelum percabangan yaitu pos 6 mimin istirahat dan teman mimin si Idunk meminta untuk beristirahat di Pos 6 ini. Kami diskusi, kalau pos 6 ini rawan dengan babi hutannya dan waktu itu pun kalau tidak salah sudah jam 17.00, misal masak di sini mungkin takutnya sampai di camp area kemalaman. Jadi keputusannya kami berhenti sejenak lalu meneruskan perjalanan kembali. Sepanjang perjalanan rasa putus asa selalu mengikuti entah karena kelelahan atau rasa frustrasi. Tiba-tiba ada teriakan dari jalur entah via pemancar terdengar dari jalur via kiara janggot, mimin jawab juga dengan teriakan juga alhamdulillah, sepertinya akan tiba di percabangan pos 7 jadi mimin kembali semangat untuk berjalan kembali dengan kebosanan sepanjang jalan tanpa ada pendaki yang berlalu lalang yang mana mimin merindukan sapaan-sapaan atau tegur menegur yang hangat yang biasa diucapkan para pendaki ketika saling bertemu. Ternyata via kiara janggut ini adalah punggungan gunung cikuray, karena di samping kanan dan kiri adalah jurang, tetapi jalurnya lebar kok jadi tidak usah khawatir.
Jalur via Kiara Janggot

Pukul 18.00 lewat akhirnya kami berada di percabangan via pemancar pos 7. Mimin bertemu dengan para pendaki dari via pemancar yang lumayan lebih dari 4 orang. Sepertinya hanya di jalur kami deh yang benar-benar sepi, tetap kami bersyukur bisa bertemu dengan pendaki lain karena langit sudah gelap, senter kepala pun kami pasang. Perjalanan dari pos 7 ini menuju tempat camp lumayan dekat dan kami pun tidak merasa kesepian setelah jalur percabangan ini. Pukul 19.00 kami tiba di camp area. Mimin pasang tenda dan mulai memasak. Enaknya di Cikuray ini dari camp area menuju summit attack alias menuju puncak jaraknya sangat dekat jadi tidak usah summit pukul 24.00 seperti di Semeru, di sini jam 04.30 jalan pun bisa sampai puncak dengan tanpa kehilangan momen sunrise.
Ternyata di camp ini pendaki banyak sekali, berbeda dengan saat pendakian mimin merasa kesepian. Mungkin banyak yang mengambil jalur via pemancar yang menjadi favorit para pendaki Cikuray. Tiba di puncak banyak yang mendirikan tenda di puncak. Mimin jadi gimana gitu. Untuk swafoto saja sulit sekali dengan latar yang tidak ada orangnya. Pokoknya di puncak padat oleh para pendaki. Tapi mimin bersyukur bisa sampai ke puncak cikuray ini karena pemandangan lautan awannya sangat ciamik.

Tambahan:
Setelah selesai muncak mimin mendapati tukang baso tusuk, wow tukang baso tusuk bisa sampai ke atas dengan membawa gas tabung hhe.

Sepanjang jalan kami tidak menemui babi hutan. Kami memang menakutkan adanya babi hutan yang konon selalu menampakkan diri tanpa ada rasa takut kepada manusia.

Membawa air 3 botol besar perorang sangat menguras tenaga, karena di jalur ini tidak ada sumber air. sumber air yang katanya di pos bawah kami tidak menemukan tanda-tanda itu sehingga kami bawa air dari bawah untuk jaga-jaga.

Jalur terberat selama mimin mendaki dari gunung ke gunung *baru berapa kali juga haha*. Iya memang ini jalur sangat menguras. Sepertinya jalur kiara janggot ini lebih panjang 1 pos dari pos pemancar *feeling mimin sih*

Saat turun mimin beristirahat di pos 6 kiara janggot, yang konon suka ada babi hutan muncul. Mimin di sini istirahat sejenak dan memasak nutrijel karena percuma bawa makanan tapi tidak dimasak hha.
Saat tiba dkembali di base camp kiara janggot, ternyata banyak juga pendaki yang sudah turun. Mungkin mereka duluan ke bawah. Memang sih jalur sepi kiara janggot ini enaknya buat berkelompok biar tidak sesepi kami hhe.

(24 November 2018)

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pendakian Gunung Cikuray via Kiara Janggot"

Posting Komentar