Menikmati Alam Di Taman Buru Masigit Kareumbi

Kali ini saya menelusuri wisata alam yang ada di Cicalengka Kab. Bandung. Coba tebak kira-kira di mana ya? Yup benar, wisata alam yang terkenal yaitu curug Cinulang. Eit, saya skip saja curugnya ya, saya penasaran dengan jalan selanjutnya dari curug. Saat masuk menuju curug saya diberhentikan untuk membayar tiket curug sebesar 5ribu. Selesai pembayaran, saya tidak melanjutkan ke curug tapi saya lanjutkan perjalanan sampai jalan yang saya lalui mentok.
Rumah pohon, mantaph! 

Jalan aspalnya sudah habis toh. Waduh emang taman burunya di mana ya? Akhirnya saya masuk ke jalan yang berbatu hingga saat mengendarai motor harus hati-hati karena batu-batu di jalan membuat motor yang kami tunggangi bergoyang-goyang, saya jalan pelan agar nyaman dan menghindari kubangan air, sempet juga tergelincir di jalan yang basah tapi kedua kaki yang sigap menahan ke tanah jadi kami tidak tergelincir sampai jatuh. 

Tada, akhirnya setelah kira-kira ratusan meter jalanan batu telah terlewati. Kami sampai di Taman Buru Masigit Kareumbi (TBMK). Petugas parkir mempersilahkan untuk memarkir motor di dekat masjid kecil, untuk bayar parkirnya nanti setelah selesai atau hendak akan pulang dengan membayar 5ribu.

Saya bertanya kepada remaja di sana. Info yang kami dapat,  di sini ada penangkaran rusa, rumah pohon, bumi perkemahan dan ada jalan lurus ke depan konon katanya di sana ada tetua adat. Saya menuju arah kiri ingin melihat penagkaran rusa, saya melewati jembatan kayu campur besi dengan aliran sungai yang sangat jernih, tampak terlihat dasar air di sungai, rasanya ingin nyemplung ke air untuk berenang hhe. Melewati jembatan dan di balik pagar kawat yang saya lewati tak tampak rusa yang berkeliaran. Kami tidak ambil pusing, ada sebuah keluarga yang masuk ke penangkaran sedang memberi makan rusa, kami asal masuk saja dan berbaur dengan mereka sambil memberi makan rusa. Ternyata eh ternyata, kayaknya kami saja yang masuk kemarih, jangan-jangan ini tempat privasi mereka opsss, pokoknya setelah selesai foto kami langsung keluar pagar rumah tadi hehe. 
Rusanya cantik sambil megang hp pula hhe

Kami melanjutkan menuju rumah pohon, tempat ini juga disewakan untuk yang ingin berkemah kemari. Dari jalur awal menuju rumah pohon lumayan lebih jauh dibanding ke penagkaran, so saya hanya mengikuti arah menuju rumah pohon. Tada tiba di rumah pohon, jadi teringat seperti pemandangan di film-film holiwut yang mengisahkan masa-masa lalu. Rumah pohon di sini ada 5 rumah, so satu rumah bisa diisi sampai 6 orang, untuk harganya kata petugas parkir sekitar 600ribu permalam. Pokoknya bila berkemah di sini jangan takut kehabisan air, takut BAB dimana. Semua fasilitas sudah ada di sini, air mengalir jernih di samping rumah pohon dan ada kamar mandi di samping rumah pohon. 

Disini juga terdapat tugu perbatasan Bandung dengan Garut lho,  berarti saat di sini kita bisa berada di Garut juga bisa berada di wilayah Bandung. 

Sebelum pulang karena sudah hampir sore, saya bertanya-tanya dengan petugas parkir. TBMK ini saat ini tidak diperkenankan memburu karena di sini masih masa pemulihan hutan yang sebelumnya pernah berkubik-kubik kayu diambil oleh pihak yang entah dari mana asalnya. Lalu, di sini di kelola oleh organisasi pecinta alam bernama WANADRI berasal dari Bandung Kota, kantor pusatnya memang di Bandung lho,  jadi kadang para bule berkunjung kemari. Kok bisa bule berkunjung kemari padahal ini kan hutan jauh dari kota bandung? Mau tahu?? kan kantornya di Bandung jadi si bule kebanyakan kan nginap di Bandung tapi mereka diajak untuk menikmati alam yang ada di pinggiran Bandung ini, walaupun jaraknya lumayan jauh. 
Menyediakan penyewaan alat alat kemah

Di sini banyak muda mudi yang sedang bersama menikmati alam, keluarga yang menikmati pemandangan dan para pemburu foto yang mendominasi di sini termasuk saya juga hhe. Ada juga sebuah rumah privasi yang tampak terlihat dari luar terdapat mobil yang terparkir di halaman rumah, dan terdengar keluar suara musik yang lumayan terdengar keluar. 

Oh iya, orang-orang lokal dari daerah sekitar,  nama familiar curug cinulang dan kareumbi ini biasa disebut "KW" atau Kawasan wisata. Saat memasuki kawasan ini pertama yang kami temui adalah bukit dimana orang-orang nongkrong dengan pasangannya atau sahabatnya, lalu melewati rumah/saung Ki Enin-penginapan asri di sekitar sawah, selanjutnya curug Cinulang dan yang terakhir Taman Buru ini. 

Perjalanam dari Cicalengka ke tempat ini lumayan jauh sob, bila sobat hendak kemari bisa naik ojek bila sendiri ya, jika banyak orang bisa sewa angkot kemari. Peralatan kemah di sini juga tersedia kok untuk penyewaannya. Demikian info dari kami tentang Taman ini semoga sobat ngiler ingin kemarih ya hhe. Salam lestari! 

Postingan terkait:

2 Tanggapan untuk "Menikmati Alam Di Taman Buru Masigit Kareumbi"