Kami berdua, Adul dan saya berencana naik turun hari itu juga atau tik-tok. Saat hari itu, kami merupakan pendaki tunggal lho #sepi hiks. Tidak ada yang seorang pun yang mendaki hari itu selain kami berdua.
Kami memilih via Narimbang (jalur utara). Memang belum ada angkutan umum dari tempat kami, jadi kami naik motor saja berdua mumpung agak dekat sekitar 50 km dari tempat kami dari Indramayu bagian barat yang berbatasan dengan Kab. Sumedang dan Kab. Subang.
Nah, saat di antara pos 1 dan 2 kami bertemu dengan anak muda yang sedang turun setelah malam kemaren sudah muncak. "Gimana Kang di atas ada orang?" Tanya saya. "Sepi Aa cuma kami aja pas di atas" jawab anak muda tersebut. "Ouh begitu ya Aa, nuhun Kang" jawab saya. Jadi kami mendaki tunggal saat itu hmmm.
Kami memilih via Narimbang (jalur utara). Memang belum ada angkutan umum dari tempat kami, jadi kami naik motor saja berdua mumpung agak dekat sekitar 50 km dari tempat kami dari Indramayu bagian barat yang berbatasan dengan Kab. Sumedang dan Kab. Subang.
Nah, saat di antara pos 1 dan 2 kami bertemu dengan anak muda yang sedang turun setelah malam kemaren sudah muncak. "Gimana Kang di atas ada orang?" Tanya saya. "Sepi Aa cuma kami aja pas di atas" jawab anak muda tersebut. "Ouh begitu ya Aa, nuhun Kang" jawab saya. Jadi kami mendaki tunggal saat itu hmmm.
Cuaca saat itu memang sedang buruk karena bulan Oktober ini langit sedang rajin-rajinnya menyiram bumi. Dari awal mendaki hujan gerimis mengikuti kami.
Saat tiba di lokasi kami hanya membayar tiket pos pendakian Rp.3000/orang plus 2000 untuk parkir motor sehari. Tiket naik gunung sama dengan untuk tiket ke curug. Tidak ada pendaftaran, kami hanya diminta tanda pengenal KTP sama.
Kami tidak lupa membeli makanan dan minum sebelum naik, kami berdua berdoa sebelum ke atas. Banyak yang memotivasi kami saat di bawah, mereka adalah pedagang sekitar. "Aa hati-hati ya", "aa semoga selamat sampai tujuan" kata para ibu-ibu di sekitar lapak pos 1. Iya makasih ucapan semangatnya buat kami, kami yang tadinya urung tuk ke atas jadi harus ke atas karena bila kembali Lagi ke bawah atau tidak jadi muncak nanti bisa-bisa diketawain para ibu-ibu haha.
Berikut kami ceritakan dari tiap pos-pos via Narimbang.
POS 1 menuju POS 2
Pos 1 tidak tertulis, mungkin pos 1 berawal dari pos pendakian, waktu kami membayar tiket mungkin itu pos 1. Perjalanan pos 1 menuju pos 2 merupakan rute terpanjang dari pos-pos lainnya.
Kami masih mendapati para petani yang sedang menanam atau sedang mencari rumput di sekitar rute pos tersebut. Pos satu ini agak lumayan sulit mengenal jalan karena ada jalan percabangan yg tak terduga. Agar kita teliti saja lihat ke pohon biasanya ada papan petunjuk menuju puncak.
Pos dua ditandai dengan adanya warung, yang punya warung juga katanya termasuk salah satu kuncen gunung ini, percaya ngak yah, percaya aja deh hehe. Si bapak bisa berbahasa sunda, bahasa indramayu dan humoris pula. Pak Salsi namanya.
Dan dari pos dua menuju pos 3 ini kami agak mudah mengenali jalan menuju puncak karena tidak banyak jalan bercabang. Ciri-ciri jalannya seperti jalan aliran air saja. Pokoknya dari pos 2 sampai pos akhir mudah kok mencari jalan ke pos berikutnya dan berikutnya. Rute pos 2 sampai pos 3 lumayan panjang.
POS 3 (Batu Kukus) - POS 4
Tidak ada yang spesial dari tempat ini hanya terlihat batu besar sedang tempat datar untuk beristirahat tidak bisa banyak tenda untuk didirikan. Jarak jalur pos 3 menuju pos 4 hampir mirip dengan jarak pos 2 ke pos 3.
POS 4 (Persimpangan) -POS 5
Pos ini merupakan persimpangan. Bagi para pendaki dari Narimbang dan Cibeureum bisa bertemu bersamaan di sekitar pos ini sampai ke Puncak. Menuju pos ini jalur mulai ada tanjakan yang bahkan kita harus manjat naik ke atas.
Walaupun jarak pos 5 ke pos 6 ini pendek tapi jalur ini mulai tidak bersahabat. Medan berbatu dan juga menanjak curam hampir mendekati kemiringan 70°-80°. Pokoknya harus hati-hati. Batu-batu ada yang licin so berpijaklah di pijakan tanah/batu yang tidak terlihat licin.
POS 6 - POS 7 (puncak)
Saat kami sampai di pos 6. Pos ini jalur bebatuan yang lumayan banyak dan hati-hati juga karena bukan menanjak saja tapi harus manjat pula sama seperti pos sebelumnya. Jarak pos 6 ke pos 7 ini sedikit lebih panjang dari pos 5 ke pos 6
POS 7 (Puncak Sangiang Taraje)
Tadaa akhirnya sampai di Puncak gunung Tampomas. Berdiri tugu triangulasi di puncak yang dinamakan sangiang taraje ini. Cuma saat kami ingin mencari papan ketinggian ini kami tidak temukan.
Rasa penasaran kami sangat tinggi, kami mengikuti arah/jalan yang belum dilalui kami. Ternyata eh ternyata kami malah memasuki wilayah maqom, kami langsung komat-kamit memberikan salam kepada maqom ini. Kemudian kami mengarah jalan lain yg belum kami lalui eh ternyata kami memasuki makam yang kedua, nisan yang dipasang kain putih. Kami tidak berani memotret kawasan ini.
Kami dengan frustasi tidak menemukan plang yg kami cari. Usut punya usut setelah kami ke bawah, kami menanyakan plang tersebut ke kuncen yang di warung. Katanya plang tersebut telah dicabut oleh pendaki yang tidak bertanggung jawab.
Oh iya saat itu kami pendaki tunggal hari itu. Kami mendapati sampah berserakan di puncak. Kami sangat prihatin pula banyak sampah plastik, botol bekas air minum dan banyak lagi. Kami pun tidak mendapati pemandangan di kaki bukit ini karena tertutup kabut. Kabut dan hujan rintik-rintik yang membuat kami merasa agak kecewa.
Berikut waktu kami mencapai puncak dan waktu turun (jalan santai)
[08.30] Pos 1 Pendakian Narimbang
[11.40] sudah di pos 4. Maaf kami tidak melihat waktu saat di pos 2 dan 3.
[12.10] tiba di pos 5
[12.16] tiba di pos 6
[12.36] tiba di puncak
[11.40] sudah di pos 4. Maaf kami tidak melihat waktu saat di pos 2 dan 3.
[12.10] tiba di pos 5
[12.16] tiba di pos 6
[12.36] tiba di puncak
-----------------------------------------------
[14.00] turun kembali
[15.00] tiba di pos 2, ngobrol dgn kuncen
[15.40] turun ke pos 1
[16.20] tiba di pos 1
[14.00] turun kembali
[15.00] tiba di pos 2, ngobrol dgn kuncen
[15.40] turun ke pos 1
[16.20] tiba di pos 1
Barang yang Kami Bawa ke Puncak
- Bawa Tas 20l
- Gorengan dan Lontong (lahap abis)
- 4 Botol besar dan Roti (lahap abis)
- Jas Hujan WAJIB ( terpakai )
- Senter & Head lamp (tdk terpakai)
- Jaket (terpakai)
- HP +Tongsis (terpakai)
- Sepatu Biasa (terpakai s/ rusak)
- Autan (terpakai cz ada nyamuk juga)
- Tongkat (terpakai)
- Plastik (terpakai utk sampah sendiri).
Hal yang harus diperhatikan saat mendaki tektok (pulang pergi satu hari)
* bawa makan dan minum dari bawah secukupnya.
* tidak lupa bawa jas hujan dan tongkat dari hutan sekitar untuk mencegah jatuh karena tanah licin. (Saat itu hujan gerimis dari awal mendaki sampai akhir)
* stamina harus mantap. Kami saat turun hari itu juga lutut kami bergetar gak karuan saat turunan bahkan kami terjatuh beberapa kali.(pengalaman seru karena payah juga haha)
* bawa lotion nyamuk (ada nyamuk saat pendakian untuk menghindari gigitan nyamuk atau pacet.
* bila ada jalan bercabang saat mendaki lebih baik potret saja dengan smartphone agar nanti tidak keliru saat turun. Alhamdulillah pas turun gak sampai harus lihat potretan hhe
* jangan lupa berdoa untuk keselamatan diri dan teman.
* bawa kantong plastik buat sampah sendiri jangan dibuang di atas ya.
* matikan atau offline kan hape bila hujan petir agar terhindar dari hal yg tidak diinginkan. Saat itu hanya hujan gerimis tanpa petir jadi kami sedikit curi-curi momen berfoto. Tapi bila mulai mendaki atau turun matikan hape ya. (Kata penjaga pos 1)
* mendakilah di musim selain musim hujan. Pengalaman kami mendaki di musim hujan ini yaitu puncak selalu dipenuhi kabut sehingga kami tidak bisa melihat pemandangan indah ke kaki bukit atau pemandangan lainnya.
* tidak lupa bawa jas hujan dan tongkat dari hutan sekitar untuk mencegah jatuh karena tanah licin. (Saat itu hujan gerimis dari awal mendaki sampai akhir)
* stamina harus mantap. Kami saat turun hari itu juga lutut kami bergetar gak karuan saat turunan bahkan kami terjatuh beberapa kali.(pengalaman seru karena payah juga haha)
* bawa lotion nyamuk (ada nyamuk saat pendakian untuk menghindari gigitan nyamuk atau pacet.
* bila ada jalan bercabang saat mendaki lebih baik potret saja dengan smartphone agar nanti tidak keliru saat turun. Alhamdulillah pas turun gak sampai harus lihat potretan hhe
* jangan lupa berdoa untuk keselamatan diri dan teman.
* bawa kantong plastik buat sampah sendiri jangan dibuang di atas ya.
* matikan atau offline kan hape bila hujan petir agar terhindar dari hal yg tidak diinginkan. Saat itu hanya hujan gerimis tanpa petir jadi kami sedikit curi-curi momen berfoto. Tapi bila mulai mendaki atau turun matikan hape ya. (Kata penjaga pos 1)
* mendakilah di musim selain musim hujan. Pengalaman kami mendaki di musim hujan ini yaitu puncak selalu dipenuhi kabut sehingga kami tidak bisa melihat pemandangan indah ke kaki bukit atau pemandangan lainnya.
Demikian cerita kami mendaki gunung tampomas tadi pagi, semoga bermanfaat buat sobat-sobat.
(Saat ini pegal-pegal dan capek haha tapi kami tidak kapok mendaki kok haa)
(Saat ini pegal-pegal dan capek haha tapi kami tidak kapok mendaki kok haa)
parah bgt itu sampahnya... mengganggu keindahan
BalasHapusIya semoga pendaki berikutnya ada yang peduli dengan mengambil sedikit sampah yg ada di puncak. Kami pun mengambil sebagian sampah dari atas untuk meminimalisir sampah di puncak
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmantab gan,,
BalasHapusane pernah ke tampomas waktu masih SMA tahun 2003....masih blm terlalu byk bangunan di pos narimbang,,,
Kita seangkatan kayaknya. Jadi pangling ya kalo agan daki lagi ke tampomas hhe
BalasHapus