Tersesat Di Cipunagara

Bulan Maret yang berbahagia. Banyak kesibukan yang membuat saya molor di blogger. Pokoknya jangan sampai bulan maret ini terlewati oleh tulisan mimin hhe. Dikejar-kejar tugas yang mumet sampai hampir lupa dengan blog tempat curahan.

Oke mimin saat ini masih menggeluti gowes karena dunia pendakian saat ini mahal harganya terutama waktu kebersamaan itu mahal harganya. Saking mahalnya jadi tiap yang direncanakan selalu omdo alias omong doank hhe. Gagal lagi dan lagi rencana muncak yang direncanakan.

Di bulan Maret ini mimin sudah menjelajah jalan Congeang-Ujung Jaya yang jalannya benar-benar tidak bagus, untungnya pakai motor bebek dengan diameter ban yang lumayan besar, bayangkan saja bila pakai matic. Waduh, bisa pilu ini hati, dan saya belum mengulas perjalanan tersebut karena ada kesibukan lainnya.

Pada Ahad kemarin ini, saya menjelajah Gantar Indramayu menuju Pagaden Baru Subang. Mimin jalan sendiri saat ini karna teman yang lain juga sibuk. Gowes sih masih mending bisa sendiri dari pada mendaki sendiri hhe. Pokoknya ogah deh kalau daki sendiri. Kalau berdua saya berani, jadi masih ada yang bisa diajak ngobrol. Nah kalau gowes mah kan rutenya di jalan dan suasana siang yang cerah dan ramai lalu lalang orang jadi tidak sampai kesepian dibanding daki gunung yang jarang orang.

Jarak tempuh Gantar-St. Pagaden +-28 Km melalui jalur Gantar-Haurgeulis-Cipunagara-Pagaden. Selama perjalanan rute tersebut berjalan mulus, aspal dan beton bagus semua kecuali di daerah Cipunagara jalanan rusak dan saat itu ada kendaraan stum sedang meratakan jalan yang diberi kerikil untuk menutupi jalan yang berlubang dan berair genangan. Selebihnya jalanan mulus.
Pegaden pertigaan menuju Kota Subang dan Pamanukan

Kejadian tidak enak saat pulang dari Pagaden Subang. Saya tersesat di Cipunagara. Saya melewati jalan yang bercabang dan seharusnya saya belok ke arah kiri untuk menuju pasar Cipunagara. Saya malah jalan lurus karena jalanannya beton dan bagus, tetapi saat sudah beberapa kilo mengayuh sepeda, saya melaju di jalan yang rusak parah, jalanan yang terdiri dari lumpur dan kubangan air disamping kanan kiri pesawahan. Saya masih belum curiga saat itu, saya terus melaju sambil menghindar dari kubangan air. Setelah 5 Km saya mengayuh ternyata saya tidak mendapati jalan bagus seperti saat saya melewati jalur tadi. Saya cek GPS pada Smartphone, benar saja saya malah menuju jalan yang menjauh dari keramaian. Dengan rasa kesal dan dahaga dan berat hati saya harus balik badan dan mengayuh kembali sepanjang 5 Km menuju Cipunagara.
Lost Help me!!!!!!!

Rasa kesal dan marah percuma saat ini malah akan bertambah berat. Hanya kesabaran yang bisa menuntun saya menuju ke jalan yang tadi. Melewati pesawahan dan petani yang sedang memanen memang ini jalan ke kampung entah apa namanya. Seperti jalan menuju perkebunan tebu. Tapi di sini saya melewati pabrik JAPFA yang pernah dengar di iklan. Setelah satu jam saya sampai di pertigaan Cipunagara, saya belok ke kanan dan melewati pasar dan jalan yang sedang diurug dengan tanah. Alhamdulillah kembali ke jalan yang benar.
Jalan mulus antara Cipunagara-Haurgeulis

Melewati dari Cipunagara menuju St. Haurgeulis ditempuh selama 45 menit dengan jalan santai. Pukul 14.00 saya tiba di Gantar dan saya mampir di Mie Ayam Gantar. Pesan mie dan teh manis hangat. Wuihhh terasa lega dahaga ini. Sebelumnya saya sudah agak was-was saat menuju ke Pegaden via Cipunagara, saya memang tidak kenal daerah ini, dulu paling terakhir melewati tempat ini sudah sepuluh tahun yang lalu.

Keinginan bergowes ke St. Pegaden adalah:

1. Ingin gowes ke jalan yang belum pernah saya lewati dengan sepeda.
2. Ingin tahu seberapa jauh dari tempat saya menuju Pegaden dan mensurvey seberapa bagus jalan di sini. Hasilnya tidak buruk kok
3. Mengeluarkan lemak perut, intinya saya ingin perut agar tidak buncit dengan bersepeda bisa mengurangi perut ke depan hhe. Harusnya sering-sering sepedaan ya jangan sepekan sekali hhe.
4. St. Pagaden adalah tempat berhentinya kereta jurusan Malang. Kalau tidak salah nama kereta tersebut adalah Matarmaja. Kereta ini tidak berhenti di Haurgeulis. Jadi warga Gantar dan Haurgeulis yang hendak ke Malang harus naik dari Pegaden Baru yang lumayan jauh dan melewati pesawahan dan pekuburan yang dekat dengan jalan utama. Seandainya malam hari sepertinya seru deh melewati cipuanagara ke Pegaden hhe. Menantang banget bagi yang penakut.

Demikian pengalaman saya gowes jalur Gantar Haurgeulis Cipunagara Pagaden. Jarak tempuh 56 Km pergi pulang ditambah tersesat di Cipunagara 10 Km bolak balik. Total jarak 66 Km. Dimulai jalan pukul 8.00 pagi dan sampai di tujuan Pegaden jam +-11.00 dan kembali pulang sampai di gantar pkl. +-14.00. Next trip mimin akan mensurvey insyaallah akan ke waduk Jati  Gede dengan motor dulu sebelum gowes.
(St. Pegaden Baru, Subang)

Postingan terkait:

2 Tanggapan untuk "Tersesat Di Cipunagara"